Kamis, 26 Maret 2015

ULKUS PORSIO



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pada organ genetalia khususnya wanita, sering kali terjadi berbagai masalah. Dari yang ringan dan mudah diatasi, sampai yang susah dan bersifat membahayakan. Terkadang juga terjadi peradangan hingga perdarahan pada organ genetalia wanita.
Ada beberapa penyebab perdarahan yaitu salah satunya pada ulkus porsio. Pada ulkus porsio bisa menjadi penyebab perdarahan, karena tejadi luka atau robekan pada porsio. Perdarahan pada ulkus porsio dapat terjadi kegawat daruratan karena dapat menyebabkan infeksi. Luka atau robekan pada ulkus porsio sering disebabkan oleh pemasangan IUD dalam jangka waktu lama.
Terjadinya perdarahan akibat ulkus posio hanya bisa ditentukan dengan dilakukannya pemeriksaan dalam atau VT. Penanganan perdarahan pada ulkus porsio tidak terlalu sulit. Namun jika tidak segera ditangani dapat terjadi infeksi. Untuk mencegah terjadinya luka atau robekan pada ulkus porsio sebaiknya dilakukan penggunaan yang tepat terhadap IUD.
1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian ulkus portio ?
b.      Apa saja penyebab ulkus portio ?
c.       Bagaimana patofisiologi ulkus portio ?
d.      Apa saja tanda dan gejala ulkus portio ?
e.       Apa komplikasi dari ulkus portio ?
f.       Bagaimana penanganannya ?
1.2  Tujuan
a.     Untuk mengetahui  pengertian ulkus portio.
b.     Untuk ,mengetahui penyebab ulkus portio.
c.       Untuk mengetahui patofisiologi ulkus portio.
d.      Untuk mengetahui  tanda dan gejala ulkus portio.
e.       Untuk mengetahui  komplikasi dari ulkus portio.
f.       Untuk mengetahui penanganannya.

                                                                      BAB II
DASAR TEORI

2.1         Pengertian
Portio merupakan salah satu bagian dari servik. Dimana pada porsio bisa terjadi berbagai penyakit, salah satunya seperti Ulkus Porsio
Ulkus pada portio uteri merupakan perdarahan yang terjadi diluar haid dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ genitalia
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada sotium uteri eksternum .
Ulkus Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah.
Ulkus porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh benda yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan lama–lama menjadi infeksi.
Definisi dari Ulkus portio adalah suatu perdarahan dan luka yang terjadi pada portio, biasanya berwana merah dengan batas yang tidak jelas pada ostium uteri eksternum ( OUE ).

2.2         Etiologi
a.     Penggunaan IUD (mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi infeksi.
b.    Pemakaian pil
c.     Perilaku seksual yang tidak sehat
d.    Trauma

Ada beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya ulkus portio, antara lain :

1.    Manipulasi penis juga dapat menyebabkan ulkus portio,karena pada saat coitus gerakan penis yang kurang sesuai dengan vagina wanita, dapat menyebabkan gesekan dan benturan yang terlalu kuat sehingga portio menjadi terluka.
2.    Pada saat pemasangan alat kontrasepsi  yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi.
3.    Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
4.     Pada masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).

2.3    Patofisiologi
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan karena adanya rangsangan dari luar, misalnya pemasangan IUD. Karena pada IUD mengandung polyethilen yang sudah berkarat dan membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi atau koalugasi membran sel. Sehingga terjadi erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal, sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi ulkus.
Dari posisi IUD yang tidak tepat, menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
Selain dan personal hygiene yang kurang, IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapat masuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekret juga bercampur dengan nanah. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).

2.4   Tanda dan Gejala
a.       Adanya fluxus
b.      Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
c.       Adanya kontak berdarah
d.      Portio teraba tidak rata
e.       Pada perlukaan portio bisa tertutup cairan atau lendir.
f.       Berwujud gumpalan- gumpalan seperti bunga kol.
g.      Dapat dengan mudah berdarah atau tidak.
h.      Sekret bercampur darah setelah bersenggama.
i.      Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.

Gejala kliniknya dalam bentuk :
a.         Gangguan emosional- mudah tersinggung
b.         Sukar tidur, gelisah, sakit kepala
c.         Perut kembung, mual sampai muntah
d.        Payudara terasa tegang dan sakit
e.         Pada kasus yang lebih berat sering merasa tertekan

2.5   Komplikasi
Terjadi keganasan pada leher rahim, yang  jika tidak dilakukan penanganan dengan tepat dan segera, bisa berujung pada kanker

2.6   Penanganan
a.   Membatasi hubungan suami istri
b.   Adanya ulkus porsio membuat portio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
c.    Menjaga kebersihan vagina.
d. Bila kebersihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi portio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
e.    Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.


Pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak,dalam hal ini penderita harus istirahat baring dan diberi transfuse darah. Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus incomplete, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat diberikan :

1.  Estrogen dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan secara intramuskulus dipriopionas estradiol 2,5 mg, atau benzoas estradiol1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. Keberatan terapi ini adalah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.
2.   Progesteron pertimbangan disini adalah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesterone mengimbangan pengaruh estrogen terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidrokksi-progesteron 125 mg, secara intramuscular, atau dapat diberikan per os sehari norethondrone 15 mg atau asetas medroksi-progesteron (Provera) 10 mg, yang dapat diulangi. Terapi ini berguna pada wanita dalam masa pubertas.

Dalam menghadapi masalah ulkus portio, Bidan sebaiknya berkonsultasi ke puskesmas, Dokter ahli, atau Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih sempurna. Kepada wanita diberikan KIE untuk siap melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2.7     Efek samping
1.  Infeksi
v  Gejala :
a.     Keluarnya cairan putih yang baru
b.    Nyeri perut bagian bawah
c.     Suhu ≥ 37ºC
v  Penyebab
a.    Akibat dari pemasangan tidak sesuai dengan standar baku dan tidak steril.
b.    Partner seksual yang banyak dan lama pemakaian IUD.
2.  Keputihan
v  Gejala
Keluarnya cairan jernih, tidak berbau dan tidak ada gatal dari vagina
Penyebab.
Karena adanya reaksi endometrium.
3.    Ekspulsi
v  Gejala
a.     Nyeri pada keluhan
b.    Terabanya bagian IUD di dalam vagina.
Penyebab        
c.     Karena ukuran IUD yang tidak sesuai
d.    Karena letak IUD yang tidak sempurna.
e.    Translokasi IUD

v  Gejala
a.     Klien merasakan rasa nyeri yang hebat pada waktu pemasangan
b.    Klien tampak menyeringai.
c.    Pemasangan yang sulit sehingga dilakukan pemaksaan
d.   Pemasukan inserter dengan arah yang salah
f.    Teknik pemasangan IUD dengan push ini.

4.   Rasa mules / nyeri / kram perut bawah
v  Gejala
a.   Nyeri/mules/sakit pinggang terutama pada hari pertama sesudah                              pemasangan
b.   Wajah klien menyeringai
c.    Nyeri tekan pada atas sympisis pada adneksa.
v  Penyebab psikis.
a.    Letak iud yang tidak tepat
b.    Iud merangsang pembentukan prostaglandin pada waktu haid.












                         

BAB III
PENUTUP

Ulkus porsio merupakan salah satu penyakit yang terjadi pada porsio. Bisa karena trauma, perilaku seksual yang tidak sehat, bisa juga karena penggunaan kontrasepsi  dalam rahim, yaitu IUD. Karena terjadi infeksi, maka pada porsio lama - kelamaan akan terjadi perlukaan. Tidak jarang juga bisa terjadi perdarahan.
Oleh karena itu jika terjadi ulkus porsio, sebaiknya dengan segera dilakukan penanggulangan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten.

Saran :
1.     Menjaga kebersihan alat genetalia,
2.     Secara rutin memeriksakan kesehatan alat genetalia ke tenaga kesehatan,
3.      Melakukan hubungan seksual secara sehat,
4.       Memilih alat kontrasepsi yang benar- benar tepat, dengan cara berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang berkompeten,
5.       Tenaga kesehatan melakukan tindakan medis dengan tepat, sesuai dengan kompetensi.






















DAFTAR PUSTAKA

Sastrawinata, Sulaiman. 2004. Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. ilmu kandungan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Manuaba , IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar