BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan normal suatu keadaan fisiologis, normal dapat
berlangsung sendiri tanpa intervensi penolong. Kelancaran persalinan tergantung
3 faktor ”P” utama yaitu kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage)
dan keadaan janin (passanger). Faktor lainnya adalah psikologi ibu (respon ibu
), penolong saat bersalin, dan posisi ibu saat persalinan.
Dengan adanya
keseimbangan atau kesesuaian antara faktor-faktor "P" tersebut,
persalinan normal diharapkan dapat berlangsung. Bila ada gangguan pada satu
atau lebih faktor “P” ini, dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada jalannya
persalinan. Kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut distosia. Salah
satu penyebab dari distosia karena adalah kelainan gawat janin. Distosia
berpengaruh buruk bagi ibu maupun janin. Pengenalan dini dan penanganan tepat
akan menentukan prognosis ibu dan janin.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan gawat janin
?
2.
Bagaimana pengaruh dari gawat janin
pada kehamilan dan persalinan ?
3.
Bagaimana cara mendiagnosa gawat
janin ?
4.
Ada berapa klasifikasi gawat janin ?
5.
Bagaimana penatalaksanaan gawat
janin ?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui apa yang di maksud
dari gawat janin pada ibu bersalin
2.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
gawat janin pada ibu hamil dan bersalin
3.
Untuk mengetahui cara mendiagnosa
persalinan dengan gawat janin dan mengetahui klasifikasi dari gawat janin
4.
Untuk mengetahiu cara penatalaksanan
dari gawat janin dan peran bidan dalam menangani distosia karena gawat janin
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Gawat Janin
Gawat
janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami
hipoksia.
(Abdul Bari Saifuddin
dkk.2002 ). Secara luas istilah gawat janin
telah banyak dipergunakan, tapi didefinisi istilah ini sangat miskin. Istilah
ini biasanya menandakan kekhawatiran obstetric tentang obstetric tentang
keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio secarea atau persalinan
buatan lainnya.
Keadaan
janin biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung janin (DJJ). Dan
memeriksa kemungkinan adanya mekonium didalam cairan amniom. Sering dianggap
DJJ yang abnormal, terutama bila ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan
asidosis. Akan tetapi, hal tersebut sering kali tidak benarkan . Misalnya, takikardi janin dapat disebabkan
bukan hanyaoleh hipoksia dan asidosis, tapi juga oleh hipotemia, sekunder dari
infeksi intra uterin.
Keadaan
tersebut biasanya tidak berhubungan dengan hipoksia janin atau asidosis.sebaliknya,
bila DJJ normal, adanya mekonium dalam cairan amnion tidak berkaitan dengan
meningkatnya insidensi asidosis janin. Untuk kepentingan klinik perlu
ditetapkan criteria apa yang dimaksud dengan gawat janin. Disebut gawat janin
bila ditemukan bila denyut jantung janin diatas 160 / menit atau dibawah 100 /
menit, denyut jantung tidak teratur , atau keluarnya mekonium ysng kental pada
awal persalinan.
2.2 Etiologi
Penyebab
dari gawat janin yaitu:
a.
Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam
waktu singkat) :
1) Aktivitas uterus yang berlebihan,
hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin.
2) Hipotensi ibu, anestesi
epidural,kompresi vena kava, posisi terlentang.
3) Solusio plasenta.
4) Plasenta previa dengan pendarahan.
b. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran
darah uterus-plasenta dalam waktu lama) :
1) Penyakit hipertensi
2) Diabetes melitus
3) Postmaturitas atau imaturitas
c. Kompresi (penekanan) tali pusat
1.
Oligihidramnion
2.Prolaps
tali pusat
3.
Puntiran tali pusat
d.
Penurunan kemampuan janin membawa oksigen
1. Anemia
berat misalnya isomunisasi , perdarahan fetomaternal
2.Kesejahteraan
janin dalm persalinan asfiksia intrapartum dan komplikasi
3. skor
APGAR 0-3 selam > 5 menit
4. Sekuele
neorologis neonatal
5.
Disfungsi multi organ neonatal
6. PH
arteri tali pusat 7,0
2.3
Patofisiologi
Ada beberapa patofisiologi yang mendasari gawat janin:
1.
Dahulu janin dianggap mempunyai tegangan oksigen yang lebih rendah karena janin
dianggap hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang kronik, tetapi
sebenarnya janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan konsumsi oksigen per
gram berat badan sama dengan orang dewasa, kecuali bila janin mengalami stress.
2.
Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglabin, dan kapasitas angkut oksigen pada
janin lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Demikian juga halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebih
besar dari pada orang dewasa. Dengan demikian penyaluran oksigen melalui
plasenta kepada janin dan jaringan
perifer dapat terselenggara dengan relatif baik. Sebagai hasil metabolisme
oksigen akan terbentuk asam piruvat, sementara CO2 dan air diekskresi melalui plasenta. Bila plasenta
mengalami penurunan fungsi akibat dari perfusi ruang intervilli yang
berkurang, maka penyaluran oksigen dan ekskresi CO2 akan terganggu yang berakibat penurunan PH
atau timbulnya asidosis. Hipoksia yang berlangsung lama menyebabkan janin harus
mengolah glukosa menjadi energi melalui reaksi anaerobik yang tidak efisien,
bahkan menimbulkan asam organik menambah asidosis metabolik. Pada umumnya
asidosis janin disebabkan oleh gangguan arus darah uterus atau arus darah tali
pusat.
3.
Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan
akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redidtribusi darah bila
terjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima
penyaluran darah yang lebih banyak dibandingkan jaringan perifer. Bradikardi
mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar jantung bekerja lebih efisien
sebagai akibat hipoksia.
2.4 Tanda
dan Gejala
Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah
berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat melakukan deteksi dini dari gawat janin
ini, dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/ ’kick count’ . Janin harus
bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai dengan makan siang.
Bila jumlah minimal sebanyak 10 gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus
menghitung lagi sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu
hamil, tapi penghitungan gerakan ini terutamadiminta untuk dilakukan oleh ibu
yang beresiko terhadap gawat janin atau ibu yangmengeluh terdapat pengurangan
gerakan janin.
Bila
ternyata tidak tercapai jumlah minimal sebanyak 10 gerakan maka ibu untuk segera datang ke RS atau pusat
kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tanda-tanda gawat
janin:
1.
Mekonium
kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
2.
Takikardi/ bradikardi/
iregularitas dari denyut jantung janinUntuk mengetahui adanya tanda-tanda
seperti di atas dilakukan pemantauanmenggunakan kardiotokografi
3.
Asidosis
janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin
2.5 Pengaruh Pada Kehamilan dan
Persalinan
a. Pada Kehamilan
Gawat janin dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan karena
pada gawat janin, maka harus segera dikeluarkan.
b. Pada persalinan
Gawat janin pada persalinan dapat menyebabkan :
1) Persalinan menjadi cepat karena
pada gawat janin harus segera dikeluarkan
2) Persalinan dengan tindakan,
seperti ekstraksi cunam, ekstraksi forseps, vakum ekstraksi, ataupun bahkan
dapat diakhiri dengan tindakan sectio saesarea (SC)
2.6 Diagnosa
Diagnosis gawat janin saat persalinan didasarkan pada denyut
jantung janin yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika disertai air ketuban
hijau dan kental/ sedikit. Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena
partus lama, Infuse oksitosin, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu
diabetes, kehamilan pre dan posterm atau prolapsus tali pusat. Hal ini harus
segera dideteksi dan perlu penanganan segera.
Diagnosis gawat janin saat persalinan didasarkan pada denyut
jantung janin yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika disertai air ketuban
hijau dan kental/ sedikit. Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena
partus lama, Infuse oksitosin, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu
diabetes, kehamilan pre dan posterm atau prolapsus tali pusat. Hal ini harus
segera dideteksi dan perlu penanganan segera.
2.7
Klasifikasi
Jenis
gawat janin yaitu :
a.
Gawat janin yang terjadi secara ilmiah
b.
Gawat janin iatrogenic
Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat
tindakan medik atau kelalaian penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan
telah mengungkapkan patofisiologi gawat janin iatrogenik akibat dari pengalaman
pemantauan jantung janin. Kejadian yang dapat menimbulkan gawat janin
iatrogenik adalah:
1. Posisi tidur ibu
Posisi terlentang dapat menimbulkan
tekanan pada Aorta dan Vena Kava sehingga timbul Hipotensi. Oksigenisasi dapat
diperbaiki dengan perubahan posisi tidur menjadi miring ke kiri atau
semilateral.
2. Infus oksitosin
Bila kontraksi uterus menjadi hipertonik atau sangat kerap,
maka relaksasi uterus terganggu, yang berarti penyaluran arus darah uterus
mengalami kelainan. Hal ini disebut sebagai Hiperstimulasi. Pengawasan
kontraksi harus ditujukan agar kontraksi dapat timbul seperti kontrkasi
fisiologik.
3. Anestesi Epidural
Blokade sistem simpatik dapat mengakibatkan penurunan arus
darah vena, curah jantung dan penyuluhan darah uterus. Obat anastesia epidural
dapat menimbulkan kelainan pada denyut jantung janin yaitu berupa penurunan
variabilitas, bahkan dapat terjadi deselerasi lambat. Diperkirakan ibat-obat
tersebut mempunyai pengaruh terhadap otot jantung janin dan vasokontriksi
arteri uterina.
c. Gawat janin sebelum persalinan
·
Gawat janin kronik
Dapat timbul setelah periode yang panjang
selama periode antenatal bila status fisiologi dari ibu-janin-plasenta yang
ideal dan normal terganggu.
·
Gawat janin akut
Suatu kejadian
bencana yang tiba – tiba mempengaruhi oksigenasi janin.
d. Gawat janin selama
persalinan
Menunjukkan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat,
denyut jantung janin kehilangan varibilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi
lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob
menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun. (Kapita Selekta
Kedaruratan Obstetri dan Ginekkologi, 1994 : 211-213)
Komplikasi
Komplikasi
yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :
1. Asfiksia
2.
Menyebabkan kematian janin jika tidak segera
ditangani dengan baik.
Komplikasi Gawat janin atau
asfiksia intrauterin merupakan akibat dari kompresi talipusat akibat
berkurangnya cairan amnion (oligohidramnion) atau prolapsus talipusat KPD pada
kehamilan yang sangat muda dandisertai oligohidramnion yang lama menyebabkan terjadinya
deformitas janin a.l : Hipoplasia pulmonal Potter μs fasciaDeformitas
ekstrimitas.
2.8 Penatalaksanaan
a. Penanganan umum:
1)
Pasien
dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan oksigen dari obu
ke janin lebih lancer.
2)
Berikan
oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin.
3)
Hentikan
infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena dapat
mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang berlanjut dan meningkat dengan
resiko hipoksis janin.
4)
Jika
denyut jantung janin diketahui tidak normal, dengan atau tanpa kontaminasi
mekonium pada cairan amnion, lakukan hal se¬bagai berikut:
b. Jika sebab dari ibu
diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang sesuai.
c. Jika sebab dari ibu tidak
diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3
kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin:
Prinsip Umum :
1) Bebaskan setiap kompresi tali pusat
2) Perbaiki aliran darah uteroplasenter
3) Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau
kelahiran segera merupakan indikasi.
Rencana
kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada fakjtor-faktor
etiologi, kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan jalannya persalinan.
b. Penatalaksanaan
Khusus
1) Posisikan ibu dalam keadaan
miring sebagai usaha untuk membebaskan kompresi aortokaval dan memperbaiki
aliran darah balik, curah jantung dan aliran darah uteroplasenter. Perubahan
dalam posisi juga dapat membebaskan kompresi tali pusat.
2) Oksigen
diberikan melalui masker muka 6 liter permenit sebagai usaha untuk meningkatkan
pergantian oksigen fetomaternal.
3) Oksigen
dihentikan, karena kontraksi uterus akan mengganggu curahan darah ke ruang
intervilli.
4) Hipotensi dikoreksi
dengan infus intravena dekstrose 5 % berbanding larutan laktat. Transfusi darah
dapat di indikasikan pada syok hemoragik.
5) Pemeriksaan
pervaginam menyingkirkan prolaps tali pusat dan menentukan perjalanan persalinan.
6) Pengisapan mekonium dari
jalan napas bayi baru lahir mengurangi risiko aspirasi mekoneum. Segera setelah
kepala bayi lahir, hidung dan mulut dibersihkan dari mekoneum dengan kateter
pengisap. Segera setelah kelahiran, pita suara harus dilihat dengan
laringoskopi langsung sebagai usaha untuk menyingkirkan mekoneum dengan pipa
endotrakeal.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
PATOLOGIS
NY. “V” UMUR 25 TAHUN G1 P0 A0 USIA
KEHAMILAN 38+2Mgg
DENGAN GAWAT JANIN DI RB Kasih Bunda
MUNDU SAREN,SLEMAN,YOGYAKARTA
No.
Register : 22/13-04/06
Tanggal/Jam
Masuk : 20 Maret 2013 / 12.55 WIB
Dirawat
diruang : Periksa I
1.
PENGKAJIAN DATA Tanggal:20-03-2013
Jam :12.55WIB Oleh:Bidan
A.
Identitas
Ibu Suami
Nama :
Ny. “V” Tn.
“L”
Umur : 25 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan
Swasta
Alamat : Kledokan,Sleman Kledokan,Sleman
No.
Telp : 085233377712 085277733312
B.
DATA SUBYEKTIF
1.
Alasan Kunjungan
Ibu
mengatakan ingin melahirkan dan merasakan kenceng-kenceng teratur sejak pukul
09.00 WIB
2.
Keluhan Utama
Ibu
mengatakan gerakan janinnya melemah kurang dari 10 X
3.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 14
tahun Siklus : 28 hari
Lama :
5-6 hari Teratur :
Teratur
Sifat Darah :
Cair (khas menstruasi) Keluhan : Tidak ada
4.
Riwayat Perkawinan
Status
pernikahan : Sah Menikah ke : Pertama
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali : 25 tahun
5.
Riwayat Obstetrik : G1 P0 A0 Ah0
Hamil
ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
||||||||
Tanggal
|
UK
|
Jenis
Persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
JK
|
BB
Lahir
|
Bayi
Lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
|
Hamil
ini
|
6.
Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis
Kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
Ibu
mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
|
|||||||||
7.
Riwayat Kehamilan sekarang
a. HPHT : 11 Juni
2012 HPL : 28
maret l 2013
b. ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : BPS
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi :
Asam folat, B6
Trimester II
Frekuensi :
3 kali
Tempat :
BPS
Oleh :
Bidan
Keluhan :
Sesak nafas
Komplikasi :
tidak ada
Terapi :
Tablet Fe, kalsium, konseling mobilisasi
Trimester III
Frekuensi :
3 kali
Tempat :
BPS
Oleh :
Bidan
Keluhan :
Pusing
Komplikasi :
tidak ada
Terapi :
Tablet Fe
d. Imunisasi TT
TT 1 :
Caten
TT 2 :
April 2012
TT 3 :
Belum di lakukan
TT 4 :
Belum di lakukan
TT 5 :
Belum di lakukan
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan gerakan janin kurang dari 10 kali
8. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun, dan
menahun)
Ibu mengatakan sedang menderita penyakit menurun yaitu
hipertensi, dan tidak menderita penyakit menular ( Hepatitis B, TBC, HIV/AIDS
), penyakit menahun ( jantung, hati, ginjal )
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
(menular,menurun, dan menahun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarganya dan suaminya tidak ada
yang pernah/sedang menderita penyakit menurun yaitu hipertensi, penyakit
menular ( hepatitis B, TBC, HIV/AIDS ),
penyakit menahun ( jantung, hati, ginjal )
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu
mengatakan baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang mempunyai riwayat
keturunan kembar
d. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi apapun
e. Riwayat Alergi Obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat apapun
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a.
Pola Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3
x/hari Frekuensi
: 5x/hari
Porsi : 1 piring Porsi :
1 gelas
Jenis : Nasi, sayur, lauk Jenis : aAir putih
Pantangan : Tidak ada Pantangan: Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Keluan : Tidak ada
b.
Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1-2 x/hari Frekuensi : 5 x/hari
Konsistensi : Lembek Konsistensi : Cair
Warna : Kuning Warna : kuning jernih
Keluhan : Tidak ada Keluhan :
Tidak ada
c.
Pola Istirahat
Tidur siang Tidur
malam
Lama :
1 jam Lama
:
8 jam
Keluhan :
Tidak ada Keluhan: Tidak
ada
d.
Personal hygiene
Mandi : 1
x/hari
Ganti pakaian : 2
x/hari
Gosok gigi :
2 x/hari
Keramas :
2 x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi :
1x/minggu
Keluhan :
Tidak ada
f. Pola pemenuhan kebutuhan terakhir
Makan,tanggal 20-03-2013,pukul 08.30 WIB, jenis nasi dan
tempe
Minum,tanggal 20-03-2013,pukul 12.15 WIB, jenis air putih
BAK,tanggal 20-03-2013,pukul 11.00 WIB
BAB,tanggal 20-03-2013,pukul 07.15 WIB
Istirahat/tidur,tanggal 19-03-2013,lama 8 jam
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
(merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu
mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan seperti
merokok,minum jamu,minuman beralkohol.
11. Psikososiospiritual (persiapan
menghadapi persalinan)
Ibu mengatakan telah siap menghadapi
proses persalinan
Ibu mengatakan penghasilan suami
cukup untuk biaya persalinan
Ibu mengatakan pengambil keputusan
adalah suami
12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan,
persalinan, dan nifas)
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persalinan, dan nifas
13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar
rumah dan hewan peliharaan)Ibu mengatakan lingkungan di sekitar rumah
bersih,dan ibu tidak mempunyai hewan peliharaan apapun.
C.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum :
Baik
Kesadaran :
Composmentis
Status emosional :
Stabil
Tanda vital Sign
Tekanan Darah :
160/100 mmHg Nadi : 90x/menit
Pernafasan
: 23 x/menit Suhu : 38 °C
Berat badan sebelum hamil :
55 kg
Tinggi badan :
160 cm
Berat badan saat hamil
: 70 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
bentuk mesocephal, tidak ada benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas operasi, kulit
kepala bersih
Rambut : lurus, hitam, tidak berbau, tidak berketombe
Muka : bentu oval, tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada bekas luka
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak
ikhterik, tidak ada sekret, tidak ada tanda-tanda infeksi
Hidung : tidak ada
polip, tidak ada infeksi, tidak ada sekret
Mulut : bibir lembab,
tidak ada caries gigi, gusi tidak ada berdarah, lidah bersih,tidak ada
pembesaran kelenjar tonsil
Telinga : simetris, ada lubang telinga, gendang telinga baik,
pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe, tidak ada Pembesaran kelenjar parotis, tidak ada
pembesaran vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada weezing, tidak ada retaksi
dinding dada, tidak ronchi
Payudara : simetris, putting menonjol, ada pengeluaran kolostrum,
ada hyperpigmentasi areola mamae, tidak ada nyeri tekan dan massa.
Abdomen :
Tidak ada bekas luka, ada linea nigra, ada striae gravidarum, pembesarab raim
sesuai UK
Palpasi Leopold
Leopold I :
Bagian fundus teraba bulat, lunak ( Bokong )
Leopold II :Bagian
kanan ibu teraba memanjang seperti papan, ada tahanan dan keras (punggung)
Bagian kiri ibu teraba kecil-kecil, banyak,
(ekstremitas)
Leopold III :
Bagian terendah janin teraba bagian bulat, keras (kepala).
Leopold IV : Kedua tangan tidak bertemu (divergen)
Palpasi supra pubic : tidak dilakukan
Osborn test :
Tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donald :
32 cm, TBJ : 2150gram
His :
4 x/10 menit,selama 50 detik
Auskultasi DJJ :
100 x/menit
Ekstremitas atas :
Simetris,tidak ada polidaktily,gerakan aktif,tidak sianosis,tidak odema.
Ekstremitas bawah :
Simetris,tidak ada polidaktily,gerakan aktif,tidak sianosis,tidak odema.
Genetalia luar :
Tidak ada odema,tidak ada pembesaran kelenjar
Bartolini, tidak
varises, tidak ada tanda infeksi dan perdarahan
Anus :
Tidak ada haemorroid
Pemeriksa panggul ( bila perlu ) : Distansia Spinarum : 24
Distansia Cristarum : 29
Konjugata Eksterna :
18
Lingkar Panggul luar : 85
Pemeriksaan dalam Tanggal
20-03-2013, Pukul 13.00 WIB
Indikasi : keluar air ketuban dan kenceng-kenceng teratur
Tujuan : untuk
mengetahui pembukaan
Hasil : dinding
vagina tenang, porsio tidak teraba, presentasi kepala,pembukaan servik 8 cm,
ketuban sudah pecah berwarna hijau kental bercampur mekonium dan jumlah
sedikit, penurunan kepala hodge 3, presentasi belakang kepala, teraba adanya
kompresi tali pusat
3. Pemeriksaan Penunjang tanggal :
-
Tidak ada
- Data Penunjang
Tidak
ada
I.
INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
Seorang
ibu Ny.”V” umur 25 tahun G1 P0 A0 Ah0 UK 38+2 minggu janin tunggal,
hidup, intra uteri persalinan kala I fase aktif dengan gawat janin .
Data
Dasar :
DS : Ibu mengatakan berusia 25 tahun
Ibu
mengatakan ini kehamilan pertama
Ibu
mengatakan tidak pernah keguguran
Ibu
mengatakan gerakan janin melemah dan
keluar cairan bewarna hijau dari vagina ibu
Ibu
mengatakan kenceng-kenceng sejak pukul 09.00 WIB
DO : KU :
baik
Kesadaran :
composmentis
Vital
sign :TD : 160/100 mmHg N : 90 x/menit
S : 38 °C RR : 23 x/menit
BB : kg 70 TB : 160 cm
DJJ :100x/menit TBJ : 2150
UK : 38+2Mgg
Px. Leopold :
Leopold I : Bokong
Leopold
II : PUKA
Leopold
III : Kepala
Leopold
IV :Divergen
Pemeriksaan Dalam : dinding vagina tenang, porsio tidak
teraba, presentasi kepala,pembukaan servik 8 cm, ketuban sudah pecah berwarna
hijau kental bercampur mekonium dan jumlah sedikit, penurunan kepala hodge 3,
presentasi belakang kepala, teraba adanya kompresi tali pusat
b.
Masalah
Tidak
ada
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Hipoksia
janin
IV. ANTISIPASI
TINDAKAN SEGERA
a.
Mandiri
Pasang oksigen 6 liter/menit
- Kolaborasi
Kolaborasi
dengan dokter spesialis kandungan
- Merujuk
Tidak
ada
V. PERENCANAAN Tgl :
20-03-2013, Pukul : 13.06WIB, Oleh:Bidan
1. Beritahu ibu tentang hasil
pemeriksaan
2. Buat informed consent berkaitan
dengan penanganan terhadap kemungkinan dilakukan tindakan vakum ekstraksi
- Beri dukungan moril pada ibu dan keluarga
- Ajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his
- Anjurkan ibu memilih posisi yang nyaman
- Anjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan ibu
- Jaga privasi ibu.
- Pantau ku ibu dan janin meliputi tekanan darah, his, DJJ tiap ½ jam.
VI.
PELAKSANAAN Tgl : 20-03-2013, Pukul:13.08 WIB,
1. Memberitahu ibu mengenai hasil
pemeriksaan bahwa pembukaan 8 cm dan ibu sudah masuk tahap persalinan, dan ada
kelainan gawat janin
2. Membuat informed consent, berkaitan
dengan penanganan terhadap kemungkinan dilakukan tindakan vakum ekstraksi
3. Memberi dukungan moril pada ibu dan
keluarga dengan menganjurkan ibu berdoa agar semua proses persalinan berjalan
lancar dan mempersilahkan suami dan keluarga menemani ibu.
4. Mengajarkan teknik relaksasi pada
ibu saat ada his yaitu dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan
mengeluarkannya lewat mulut.
5. Menganjurkan ibu memilih posisi yang
nyaman dan menganjurkan ibu supaya jangan mengambil posisi terlentang karena
dapat menghambat peredaran darah ibu.
6. Menganjurkan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan ibu seperti makan, minum, dan mengantar ibu bila ingin ke kamar mandi
bila ingin BAK.
7. Menjaga privasi ibu dengan
menyelimuti ibu serta memberi ruang gerak pada ibu.
12. Memantau ku ibu dan janin
meliputi tekanan darah, his, DJJ tiap ½ jam.
VII.
EVALUASI Tanggal : 20-03-2013, Pukul:13.09 WIB,
1. Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaan yang sudah memasuki masa persalinan
2. Ibu dan suami menyetujui informed consentyang
telah diberikan
3. Ibu dan kelurga berdoa semoga proses
persalinan berjalan dengan lancar dan menemani ibu sampai akhir persalinan.
4. Ibu mengerti
dan dapat mengurangi teknik relaksasi yang dianjurkan bila ada his.
5. Ibu memilih
posisi miring kiri
6. Keluarga memberikan makan dan minum
serta mengantar ibu ke kamar mandi ketika ibu ingin BAK.
7. Ibu merasa nyaman dan terjaga privasinya.
8. Ku ibu telah dipantau setiap 30
menit sekali
DATA
PERKEMBANGAN
KALA
I
A.
DATA SUBJEKTIF, Tanggal :20-03-2013, Pukul
:15.30 WIB
- Ibu mengatakan perutnya semakin
mules
- Ibu mengatakan seperti ada sesuatu mengalir
dari jalan lahir
B. DATA
OBJEKTIF, Tanggal :20-03-2013, Pukul
:15.31 WIB
TTV :
·
TD :180/90 mmHg S : 37,7 C
·
N :80 kali/menit R : 20 kali/menit
·
Kontraksi : 4 X/10 menit/ 45
detik, kekuatan: kuat
·
DJJ : 90x /menit
·
Ketuban pecah jam 13.30WIB warna hijau
kental, bau khas anyir, banyaknya 500 ml
·
Pembukaan serviks 10 cm, effacement
100%, presentasi Ubun-ubun kecil
C.
ASESSMENT
a. Diagnosa kebidanan
Seorang Ibu Ny V umur 25 tahun G1P0A0 UK 38+2Mgg
janin tunggal hidup intrauterin, presentasi UUK, letak punggung kanan, inpartu
kala 1 fase aktif dengan gawat janin.
b.
Masalah
Djj
Melemah
c.
Kebutuan
Vakum
Ekstraksi
D. PENATALAKSANAAN,
Tgl :20-03-2013 , Pukul:15.34WIB
1.
Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
bahwa pembukaan telah lengkap 10 dan ibu sudah masuk dalam tahap persalinan.
2.
Memberi dukungan moril pada ibu dan
menganjurkan ibu berdoa agar persalinan lancar serta menghadirkan
keluarga/suami untuk menemani ibu saat persalinan.Suami bersedia menemani ibu.
3.
Mengajarkan teknik relaksasi pada
ibu saat ada his yaitu menarik nafas panjang lewat hidung dan mengeluarkan
pelan-pelan lewat mulut, dan ibu mengikuti anjuran bidan.
4.
Menganjurkan ibu memilih posisi yang
nyaman dan ibu memilih posisi setengah duduk.
5. Menyiapkan partus set dan heacting
set :
a. Partus set :
1) ½ koher
2) 2 klem tali pusat
3)
1 gunting tali pusat
4)
1 gunting episiotomy
5)
Penghisap lendir
6)
Pengikat tali pusat
7)
Handscone 2 pasang
8)
Kassa steril
9)
Kateter
10)
Spuit 3 ml + oksitosin 10 ui
b. Heacting set :
1)
Needle holder
2)
Benang catgut
3)
Pinset cyrurgis
4)
1 gunting benang
5)
Jarum
6)
Spuit 5cc + lidokain 1%
7)
Handscone 1 pasang
8)
Kassa betadin
9)
Kassa steril
c.
Alat-alat non
steril : 2 ember, DTT dan klorin, waslap, Doppler, tensi dan temometer, celemek
partograf
10.
Menyiapkan perlengkapan vakum ekstraksi meliputi :
a.
Satu botol vakum dengan manometer
b.
Beberapa mangkuk (mangkok terbuat dari besi) dengan diameter 30,40,50,dan 60mm
c.
Selang karet
d.
Rantai besi
e.
Pompa tangan
f.
Alat penarik khusus
DATA PERKEMBANGAN
KALA II
A.
DATA SUBJEKTIF, Tanggal :20-03-2013 , Pukul :15.35 WIB
- Ibu merasa perut kenceng-kenceng
semakin kuat dan teratur.
- Ibu merasa ingin meneran seperti mau BAB dan
adanya dorongan untuk meneran
B.
DATA OBJEKTIF, Tanggal :20-03-2013
,
Pukul :15.36 WIB
TTV :
TD
180/90 mmHg N 80 x/
menit
R 20x/ menit S 37,7º C
· Ketuban pecah hijau kental bercampur
mekonium, Ada tekanan pada perinium dan anus,
Perinium menonjol , Vulva, vagina dan spingter ani membuka , Adanya
pengeluaran lendir bercampur darah
· Pada pemeriksaan dalam, porsio tidak
teraba, pembukaan lengkap 10 cm, effacement 100%, kosong, uuk kanan depan,
moulage tidak ada, kepala turun di hodge III+
C.
ASESSMENT
a.
Diagnosa kebidanan
Seorang
Ibu “Ny. V” Umur 25 tahun G 1 P0 A0 Ah1
UK 38 +2Mgg Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala PUKA inpartu kala II dengan gawat janin
b.
Masalah :
- DJJ lemah
- Ketuban berwarna hijau kental
bercampur mekonium
Kebutuhan
:
Vakum ekstrasi
D.
PENATALAKSANAAN, Tgl
:21-11-2012 , Pukul:15.40WIB
1. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah
masuk dalam tahap persalinan dan memeberitahu keluarga bahwa kemunkinan
akan dilakukan tindakan vakum dan
jelaskan pada ibu dan keluarga jika vakum ekstraksi tidak berhasil maka akan
dilakukan tindakan SC. Keluarga dan ibu bersedia untuk divakum
2. Melakukan tindakan vakum ekstraksi
dengan cara
a. Pasang bagian-bagian dari alat vakum
ekstraktor kemudian mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dan langsung diletakkan
pada bagian terbawah kapala janin.
Dengan
cara menggunakan jari telunjuk dan ibu jari dari tangan kiri, labium mayor kiri
dan kanan dilebarkan ke kiri dan ke kanan. Mangkuk diletakkan pada bagian
terbawah dari kepala, dilakukan periksa dalam untuk mengetahui :
· Apakah mangkuk betul letaknya
· Apakah ada jalan lahir yang terjepit antara mangkuk dan
kepala janin
b. Pembantu memompa ekstraktor vakum sampai menjadi hampa
udara 0,2 kg/cm2, lalu ditunggu selama kurang lebih 2 menit. Selama
mennunggu ini dilakukan periksa dalam kembali untuk mengetahui apakah letak cup
sudah benar dan tidak ada jalan lahir yang terjepit antara mangkuk dan kepala.
Jika ada jalan lahir yang terjepit, maka tekanan diturunkan kembali sampai o
kg/cm2, dan letak mangkuk dibenarkan. Setelah itu tekanan dinaikan
lagi sampai 0,2 kg/cm2, tunggu 2 menit naikkan tekanan sampai
0,4kg/cm2, tunggu 2 menit naikkan tekanan menjadi 0,6 kg/cm2,
tunggu 2 menit
c. Lakukan traksi
dengan arah yang sesuai dengan sumbu jalan lahir. Traksi dilakukan sewaktu his
datang dan pasien disuruh mengejan serta searah dengan titik tengah dari
mangkuk (Supaya pinggir cup tidak lepas dari kepala).
Tindakan vakum ekstraksi berhasil dan
kepala berhasil dikeluarkan
3. Memeriksa
lilitan tali pusat dan tidak ada lilitan tali pusat
4. Menempatkan kedua tangan secara
biparietal dan anjurkan ibu sedikit meneran saat ada his.Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan
ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkuspubis dan kemudian
dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior, dan kepala bayi telah melakukan putaran paksi luar
5. Setelah kedua bahu dilahirkan,
menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah
perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan
tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
saat keduanya lahir.
6. Setelah tubuh dan lengan lahir,
menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi
untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi
dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
7. Melakukan penilaian bayi lahir
8. Mengeringkan
bayi baru lahir sambil melakukan hisap delee dan membersihkan mekonium,dan
rangsangan taktil, dan tubuh bayi telah dikeringkan
DATA PERKEMBANGAN
KALA III
A.
DATA SUBJEKTIF, Tanggal
:21-11-2012, Pukul :16.15 WIB
Ibu
mengatakan merasa senang karena bayinya telah lahir dan perutnya masih terasa mules.
B.
DATA OBJEKTIF, Tanggal
:21-11-2012 , Pukul :16.17 WIB
-
Bayi lahir
spontan tanggal 20 Maret 2013, jenis kelamin laki-laki A/S 8/9, warna kulit
kemerahan, lama persalinan 40 menit.
-
KU ibu baik, kesadaran composmentis
-
Plasenta belum
lahir, kandung kemih kosong, uterus berbentuk globuler, ada semburan darah yang
keluar tiba-tiba, perdarahan 100cc, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik.
C.
ASESSMENT
a.
Diagnosa kebidanan
Seorang
Ibu “Ny. V” Umur 25 tahun G 1 P0 A0 Ah1
UK 38 +2Mgg Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala PUKA dalam persalinan kala III.
b. Masalah
Tidak ada
D.
PENATALAKSANAAN, Tanggal
:21-11-2012 , Pukul:16.19 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bahwa bayinya telah lahir dengan selamat dan ibu sangat senang
2. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan
tindakan untuk melahirkan plasenta dan ibu bersedia.
3. Melakukan menejemen aktif kala III
· Memastikan apakah masih ada janin
kedua atau tidak
· Memberitahu ibu bahwa ia akan
disuntik
· Memberikan suntikan oksitosin 10 ui
· Memindahkan klem sekitar 5-10cm
dekat vulva.
· Meletakkan satu tangan dekat
simpisis dan lakukan gerakan dorso cranial.
· Setelah uterus berkontraksi,
kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
· Menarik plasenta ke arah bawah dan
ke atas mengikuti kurve jalan lahir
· Membantu melahirkan plaseenta dengan
kedua tangan saat plasenta sudah mulai terlihat di vulva
· Melakukan masasse fundus setelah
plasenta lahir dengan gerakan melingkar searah jarum jam dengan lembut hinggga
uterus berkontraksi dan menjadi keras.
· Memeriksa kedua sisi plasenta baik
maternal maupun fetal untuk memastikan plasenta dan selaput ketuban utuh dan
lengkap.
· Mengevaluasi adanya laserasi pada
jalan lahir
Tindakan
menejemen aktif kala III berhasil dilakukan.
DATA PERKEMBANGAN
KALA IV
A.
DATA SUBYEKTIF
o
Ibu mengatakan senang bayinya telah
lahir
o
Ibu mengatakan lelah setelah
bersalin
o
Ibu mengatakan perutnya masih mules
B.
DATA OBYEKTIF
o Plasenta lahir spontan tanggal 20
Maret 2013, selaput ketuban utuh dan plasenta lengkap
o TFU 2 jari di bawah pusat, uterus teraba
keras, kandung kemih kosong ,
o Perdarahan dalam batas normal
C.
ASESSMENT
a. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny “V” umur 25 tahun P1A0Ah1 dalam persalinan 2
jam post partum
b. Masalah
Tidak ada
D.
PENATALAKSANAAN
1.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa plasenta telah
lahir spontan, kotiledon utuh, lengkap.
2.
Memantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung
kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap
30 menit selama satu jam kala empat berikutnya.
3.
Memantau
kontraksi dan pendarahan pervaginam 2-3 kali dalam 15 menit pasca persalinan
4.
Masase uterus untuk membuat
kontraksi menjadi baik setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30
menit setiap dua jam kala dua
5.
Memantau temperature tubuh setiap jam pertama selama
dua jam pasca persalinan
6.
Menilai perdarahan setiap 15 menit
selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan
7.
Membersihkan tubuh ibu dan
menggantikan pakaian
8.
Dekontaminasi alat bekas pakai
9.
Melakukan cuci tangan efektif
10.
Menganjurkan ibu untuk istirahat dan
bu telah istirahat
11.
Melakukan pendokumentasian.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Gawat
janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami
hipoksia.
Penyebab gawat janin dapat meliputi :
a.
Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta
dalam waktu lama)
· Penyakit hipertensi
· Diabetes mellitus
· Postmaturitas atau imaturitas
b.
Kompresi (penekanan) tali pusat
Penanganan gawat janin yaitu :
a. Bebaskan setiap kompresi tali pusat
b. Perbaiki aliran darah uteroplasenter
c.
Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera
merupakan indikasi. Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan
pada fakjtor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan
jalannya persalinan.
4.2 Saran
Sebaiknya persalinan dengan gawat janin
dilakukan di rumah sakit atas kolaborasi dengan dokter. Kehamilan gawat janin
harus secepatnya dideteksi untuk menghindari komplikasi terutama pada janin.
Bidan sebaiknya dapat mendeteksi persalinan dengan gawat janin untuk
menghindari komplikasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk menanganinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar