Kamis, 26 Maret 2015

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Penelitian

Seorang anak merupakan harapan orang tua sebagai penerus dan tumpuan masa depan negeri ini. Untuk mendapatkan anak yang sehat, cerdas, dan sesuai dengan tumbuh kembangnya membutuhkan pemenuhan semua kebutuhan anak baik itu kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritualnya. Tumbuh kembang yang optimal bertujuan untuk menjadikan anak menjadi manusia yang berkualitas dengan tidak hanya sekedar tumbuh secara fisik namun juga berkemampuan untuk berdaya guna dan berhasil guna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa serta umat manusia (Hurlock,2000). Oleh karena itu masa kanak perlu mendapatkan perhatian.
Pada masa balita, anak sangat membutuhkan berbagai bentuk bantuan dari orang dewasa, dari kebutuhan jasmani sampai rohani. Anak memiliki hak yang sama dengan orang dewasa dalam kehidupan di dunia. Misalnya hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, perlindungan dari kekerasan dan rasa aman. Namun tidak semua hak tersebut dapat mereka peroleh dengan mudah dari orang dewasa (Dorothy,2003).
Periode balita merupakan salah satu periode tumbuh kembang yang penting sekali karena pada masa balita ini proses tumbuh kembang berlangsung cepat dan dapat dikatakan bahwa tumbuh kembang masa balita merupakan dasar dari pencapaian proses tumbuh kembang pada usia selanjutnya. Jadi tahun- tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan kurun waktu yang kritis bagi anak (FKUI,1996).
Dalam upaya mengoptimalkan tumbuh kembang pada anak, peran serta ibu sangat besar. Kendala yang terbesar yang masih terjadi yaitu banyak ibu yang masih kurangnya pengetahuan tentang tumbuh kembang terutama perkembangan motorik kasar pada anak.
Sebagai orang tua harus memahami perkembangan motorik pada anaknya terutama ibu. Karena seorang ibu yang banyak menghabiskan waktunya bersama anaknya.
Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak, dilihat dari berbagai aspek, antara lain misalnya pada aspek motorik. Perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Salah satu perkembangan yang penting adalah motorik kasar yaitu gerakan tubuh yang menggunakan otot- otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Perkembangan motorik kasar yang terlambat berarti perkembangan motorik kasar yang berada di bawah normal umur anak. Akibatnya, pada umur tertentu  anak belum bisa melakukan perkembangan yang sesuai dengan kelompok umurnya.
Bahaya penyebab terlambatnya perkembangan motorik, sebgian dapat dikendalikan dan sebagian lagi tidak. Keterlambatan sering disebabkan oleh kurangnya kesempatan anak untuk mempelajari perkembangan motorik, perlindungan anak yang terlalu berlebihan, dan kurangnya motivasi anak untuk mempelajarinya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Wilayah Desa Widodomartani pada tanggal 2015, jumlah balita yang ada berjumlah 208 anak. Hasil wawancara yang dilakukan pada ibu yang memiliki balita berumur 1-3 tahun , pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar
Masih banyak hal yang belum diketahui oleh ibu yang memiliki anak berusia 1-3 tahun tentang perkembangan motorik kasar pada anak. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar Pada Anak Usia 1-3 tahun Di Wilayah Widodomartani Bawahan Puskesmas Ngemplak II “. Dikarenakan sangat penting orang tua terutama ibu untuk mengetahui tentang perkembangan motorik kasar pada anak.

B.     Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah “Bagaimana pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun di Wilayah Desa Widodomartani Bawahan Puskesmas Ngemplak II?”


C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
a.       Mengetahui pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar anak usia 1- 3 tahun di .
2.      Tujuan Khusus
a.      Mengidentifikasi  pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun di wilayah Widodomartani Bawahan Puskesmas Ngemplak.
b.      Mengetahui tingkatan pengetahuan ibu ibu tentang perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun di wilayah Widodomartani Bawahan Puskesmas Ngemplak.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan serta bahan referensi dalam menerapkan metode penelitian khususnya mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar anak pada usia 1- 3 tahun.
2.      Manfaat Praktis
a.      Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan perkembangan anak terutama pada perkembangan motorik kasar.
b.      Bagi Peneliti
Merangsang peneliti untuk memperkaya dan memperluas wawasan dalam melaksanakan penelitian dan sebagai pengalaman gikdalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.
c.       Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat menjadikan data / informasi terutama mengenai pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar anak usia 1- 3 tahun.
d.      Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana atau bahan informasi untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar anak pada usia 1-3 tahun.
E.     Ruang Lingkup
a.      Lingkup Materi
Materi pada penelitian ini mengarah pada pengetahuan dan perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun.
b.      Lingkup Responden
Penelitian ini mengambil responden ibu yang mempunyai anak usia 1- 3 tahun yang berada di Wilayah Desa Widodomartani. Ibu merupakan seseorang yang pertama dan dekat dengan anaknya, sehingga akan dilihat pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar pada anak.
c.       Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Widodomartani karena dari hasil studi pendahuluan terdapat % ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang perkembangan motorik kasar pada anak.
d.      Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari pencarian masalah sampai penyusunan laporan penelitian yaitu pada bulan Desember 2014 sampai dengan
F.     Keaslian Penelitian
1.      Febriyanti (2007) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 tahun di TK/ Play Group Nur’aini Yogyakarta Tahun 2007. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dan anak usia 3-5 tahun yang sekolah di TK/ Playgroup Nur’Aini dengan jumlah populasi 73 orang. Pengambilan data ini dengan kuisoner. Analisis data menggunakan poin serial correlation. Dari penelitian tersebut disimpulkan ada hubungan bermakna secara statistik  antara tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional korelasi, berbeda tempat, waktu.
2.      Eni Ermawati (2010) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Stimulasi Tumbuh Kembang Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 1- 5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta” . Jenis penelitian yang digunakan  yaitu deskriptif korelasi dengan pendekatan cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia 1-5 tahun berjumlah 349. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Dari penelitian tersebut disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan motorik anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta. Perbedaan pada penelitian ini yaitu pada jenisnya yaitu deskriptif korelasi, waktu, tempat.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Teori
1.      Pengetahuan
a.      Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui, kepandaian yang berkaitan dengan sesuatu hal. Pengetahuan adalah hasil dari suatu tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,2009).
b.      Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu:
1)      Tahu (know)
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan maksud dari perkembangan motorik.

2)      Memahami ( Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Misalnya, dapat menjelaskan apa saja perkembangan yang harus dicapai anak usia toddler.

3)      Aplikasi ( Application)
Kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Seperti menggunakan alat bantu (kubus) dalam menstimulus perkembangan anak.
4)      Analisis ( analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek menjadi beberapa bagian tetapi masih menjadi satu kesatuan dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5)      Sintesis ( synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan sesuatu terhadap teori atau rumusan yang telah ada. Seperti merencanakan perkembangan apa yang harus dilampaui anak pada tahap perkembangan berikutnya dan alat – alat apa yang dapat dipilih sesuai situasi / kondisi lingkungan yang dapat mendukungnya.
6)      Evaluasi ( Evaluation)
Evaluasi (evaluation)Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan pada suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. Misalnya dapat menafsirkan sebab – sebab terjadinya keterlambatan pada anak.(Notoatmodjo, 2003)

c.       Cara Memperoleh Pengetahuan
1)      Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah (Notoatmodjo,2010)
a)      Cara Coba Salah ( Trial and Error)
Cara ini sudah digunakan sebelum adanya kebudayaan, bahkan sudah digunakan adanya peradaban. Cara coba- coba ini dilakukan untuk memecahkan masalah. Apabila tidak berhasil mencoba cara yang lain lagi. Sebab itu disebut metode trial (coba) and error (gagal / salah). Metode ini menggunakan waktu yang cukup lama untuk memecahkan masalah. Metode ini memiliki banyak jasanya, terutama meletakkan dasar- dasar menemukan teori- teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.
b)      Secara Kebetulan
Metode ini terjadi karena tidak kesengajaan yang dilakukan oleh seseorang.
c)      Cara Kekuasaan atau Otoritas
Metode ini muncul dari sejarah bahwa kekuasaan raja zaman dulu mutlak, sehingga apapun yang dikatakan dari raja adalah kebenaran yang mutlak dan harus diterima oleh masyarakat.
d)     Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Guru yang terbaik adalah pengalaman. Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran. Dengan pengalaman yang sudah didapat akan memperoleh pengetahuan.
e)      Cara Akal Sehat ( Common Sense)
Akal sehat dapat menemukan kebenaran.
f)       Kebenaran Melalui Wahyu
Kebenaran yang diwahyukan Tuhan melalui nabi. Kebenaran harus diterima dan diyakini.
g)      Kebenaran  Secara Intuitif
Kebenaran secara intuitif  diperoleh secara cepat melalui proses di luar kesadaran dan tanpa proses berpikir. Kebenaran secara intuitif sulit dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara- cara rasional dan sistematis.
h)      Melalui Jalan Pikiran
Dengan  perkembangan zaman cara berpikir pun ikut berkembang. Sehingga pengetahuan dapat diperoleh dari jalan pikir.
i)        Induksi
Induksi merupakan proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan- pernyataan khusus ke umum. Kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman- pengalaman yang empiris. Induksi berawal dari hal konkret ke hal yang abstrak. Proses berpikir induksi dikelompokan menjadi dua yaitu induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi sempurna terjadi apabila diperoleh dari penjumlahan dari kesimpulan khusus sedangkan induksi tak sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut didapatkan dari lompatan, pernyataan- pernyataan khusus.
j)        Deduksi 
Deduksi yaitu pembuatan dari pernyataan umum ke khusus.
2)      Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut dengan metodologi penelitian.


d.      Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1)      Faktor Internal
a)      Pendidikan (Wawan,2011)
Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan mengarah ke tujuan tertentu yang menentukan seseorang untuk mengisi kehidupan yang lebih baik. Pendidikan dibutuhkan untuk memperoleh informasi untuk meningkatkan kualitas hidup.  Menurut Notoadmojo (2003) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk perilaku seseorang pada pola hidup terutama dalam memotivasi untuk melakukan pembangunan.  (Nursalam, 2003) pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka akan mudah menyerap informasi.
b)     Pekerjaan
(Nursalam, 2003) pekerjaan adalah keburukan yang harus dikerjakan untuk menunjang kehidupan. Pekerjaan bukan sumber kesenangan tetapi membosankan untuk mencari nafkah. Pekerjaan juga membutuhkan waktu yang lebih banyak.
c)      Umur
(Nursalam,2003) umur adalah masa yang dihitung mulai dari lahir sampai berulang tahun. (Hurlock, 1998) semakin bertambah umur maka semakin matang dalam proses berpikir dan bekerja.
d)     Informasi (Soekanto,2005)
Seseorang  yang memiliki informasi yang lebih banyak maka mempunyai pengetahuannya yang lebih luas.
e)      Pengalaman (Soekanto,2005)
Seseorang yang memiliki pengalaman maka ia akan memiliki pengetahuan yang bersifat non formal.
2)      Faktor Eksternal
a)      Faktor Lingkungan
Nursalam(2003) lingkungan yaitu keadaan di sekeliling manusia yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan dan perilaku seseorang maupun kelompok.
b)     Sosial Budaya
Sosial budaya dapat mempengaruhi sikap seseorang untuk menerima informasi.
2.      Perkembangan Motorik Kasar
a.      Pengertian
Motorik  kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot- otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga. (Hanum Marimbi,2010)

b.      Prinsip Perkembangan Motorik Kasar
Lima prinsip penting perkembangan motorik (Soetjiningsih,2012) , antara lain :
1)      Perkembangan motorik tergantung pada maturasi saraf dan otot. Perkembangan aktivitas motorik, sejalan dengan perkembangan area sistem yang berbeda. Karena perkembangan pusat saraf perifer yang terletak di medula spinalis lebih dulu dari pada saraf pusat yang terletak pada di otak.  Pada saat lahir, refleks  lebih dulu muncul daripada gerakan volunteer. Refleks tersebut berguna untuk mempertahankan hidup. Serebelum (otak kecil) yang berfungsi mengontrol keseimbangan, berkembang cepat pada satu tahun pertama. Otak besar atau serebri, khususnya lobus frontal, berfungsi mengontrol gerak keterampilan.
2)      Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap secara matang. Tidak ada fungsinya jika mengajarkan gerakan keterampilan anak sebelum system saraf dan otot berkembang dengan baik.
3)      Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diprediksi.
Perkembangan motorik mengikuti arah hukum perkembangan.
4)      Pola perkembangan motorik dapat ditentukan.
Pola perkembangan motorik dapat ditentukan, misalnya dari duduk lalu berdiri.
5)      Kecepatan perkembangan motorik berbeda untuk setiap individu.
Perkembangan individu motorik mengikuti pola yang sama tetapi untuk mencapai tahap- tahapnya setiap individu berbeda.
c.       Hal Penting Dalam Mempelajari Keterampilan Motorik
Menurut Hurlock (1978)
1)      Kesiapan Belajar
Apabila dikaitkan dengan belajar, maka keterampilan yang dipelajari maka akan lebih unggul dibandingkan dengan belum siap untuk belajar.
2)      Kesempatan Belajar
Masih banyak anak yang tidak memiliki kesempatan belajar keterampilan motorik kasar karena hidup di lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan.
3)      Kesempatan Berpraktik
Anak harus diberikan kesempatan untuk melakukan. Sehingga anak yang diberikan kesempatan untuk praktik maka perkembangannya akan lebih baik.
4)      Model yang Baik
Mempelajari keterampilan membutuhkan model yang baik. Karena membutuhkan contoh yang akan dilakukan.
5)      Bimbingan
Untuk meniru suatu model maka diperlukan bimbingan. Dengan bimbingan yang salah akan bisa diperbaiki.
6)      Setiap Keterampilan Motorik Harus Dipelajari Secara Individu
Keterampilan motorik merupakan suatu keterampilan yang dimilik setiap anak. Maka untuk mengasah keterampilan motorik maka setiap anak harus dipelajari.
7)      Keterampilan Sebaiknya Dipelajari Satu Demi Satu
Keterampilan motorik harus dipelajari satu demi satu. Apabila sudah mahir maka keterampilan pun juga akan menambah.













B.     Kerangka Teori
 

















Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber modifikasi Notoatmodjo (2010), Hurlock(2010)



C.   
Baik
 
Kerangka Konsep


 





                                                                       







Keterangan :
                         = variabel yang diteliti 


 
                        = variabel yang tidak diteliti
D.    Hipotesis Penelitian
“Apakah gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun di wilayah Widodomartani Bawahan Puskesmas Ngemplak II?”

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik yaitu meneliti  dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang keadaan secara obyektif yang selanjutnya dianalisa untuk mencari sebab akibat antara variabel penelitian.
Pendekatan waktu yang digunakan yaitu pendekatan waktu cross sectional yaitu meneliti pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Subyek yang tidak diamati pada waktu yang sama, tetapi setiap subyek dilihat satu kali dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut ( Sudigdo,2011). Pada penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data mengenai pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar anak pada usia 1-3 tahun pada saat yang sama, yang bermaksud setiap subyek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subyek hanya pada saat pemeriksaan. Tujuan metode ini yaitu diperoleh data yang lengkap dalam waktu yang singkat (Arikunto, 2002).
B.     Tempat  Dan Waktu Pengambilan Data
Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Desa Widodomartani . waktu pengambilan data akan dilaksanakan bulan Maret- April 2015.

C.    Populasi Dan Partisipan
1.      Populasi dan Partisipan Penelitian
Populasi yaitu sekelompok subyek atau data dengan karakteristik tertentu.(Sudigdo,2011). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun yang berada di Wilayah Widodomartani Bawahan Puskesmas Ngemplak II.
2.      Jumlah Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. (Sugiyono,2012)
3.      Pemilihan Sampel
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sample Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yaitu pengambilan simple random sampling  yaitu pengambilan sample secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono,2012).
D.    Variabel dan Definisi Operasional
1.      Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperolah informasi tentang hal tersebut, lalu ditarik kesimpulan (Sugiyono,2010). Variabel pada penelitian ini yaitu pengetahuan ibu dan perkembangan motorik kasar anak.

2.      Definisi Operasional
Definisi operasional yaitu definisi yang dibatasi ruang lingkup atau pengertian variabel- variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).
a)      Pengetahuan Ibu
Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu yang didapatkan dari berbagai sumber di antara lain yaitu, informasi, pendidikan, alat komunikasi.
b)     Perkembangan Motorik Kasar Anak
Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan seorang anak untuk melakukan gerakan fisik yang melibatkan otot dan  tidak memerlukan koordinasi yang diukur misalnya berjalan, berlari, melompat.
A)    Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1.      Jenis Data yang Dikumpulkan
Data adalah pencatatan peneliti baik yang berupa fakta maupun angka (Arikunto, 2006). Berdasarkan cara memperolehnya data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder(Riwidikdo, 2009).
a)      Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek/ obyek dari subyek/ obyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009).
b)      Data sekunder  adalah data yang tidak secara langsung dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2009).
2.      Cara Pengumpulan Data
a)      Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara kuisoner. Kuisoner dibagikan ke setiap responden sehingga data didapatkan.
b)     Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara dokumentasi dengan tabel jumlah responden.

B)    Intrumen dan Alat Bantu Penelitian
1.      Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data supaya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,2006).
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuisoner. Kuisoner yang digunakan pada penelitian ini berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku masyarakat terhadap kejadian malaria yang bersifat tertutup (sudah tersedia alternative jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang benar).

2.      Alat Bantu Penelitian
Alat bantu yang digunakan yaitu kuisoner.

C)    Pengolahan dan Analisis Data
1.      Teknik Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2006), setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4 yaitu :
a)      Editing
Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan selanjutnya dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilaksanakan di lapangan apabila terjadi kekurangan atau tidak kesesuaian dapat segera dilengkapi.
b)      Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap- tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

c)      Data Entry ( Memasukkan Data)
Mengisi kolom- kolom atau kotak- kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing- masing pertanyaan.
d)     Tabulating
Dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuisoner responden yang sudah diberi kode, lalu dimasukkan ke dalam tabel.

2.      Teknis Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari tiap hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,2010).
Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kategori yaitu, baik, cukup, dan kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normative yang menggunakan rata- rata(mean) dan simpangan baku (standar deviantion).
Menurut Riwidikdo(2009) maka digunakan perhitungan sebagai berikut :
Baik           : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +SD
Cukup       : Bila nilai responden mean -1 SD≤ x≤ mean +1 SD
Kurang      : bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean -1 SD
Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu:
Rumus : X =

D)    Rencana Jalannya Penelitian
1)      Tahap Awal
a)      Mengusulkan judul
b)      Penyusunan proposal :
(1)   Melakukan studi pendahuluan
(2)   Melakukan bimbingan proposal
c)      Melakukan seminar proposal
d)     Revisi seminar proposal
2)      Tahap Pelaksanaan
a)      Penelitian
(1)   Ijin penelitian
(2)   Mengumpulkan data
b)      Mengolah data
c)      Mempresentasikan hasil KTI


E)    Etika Penelitian
Menurut  Notoatmodjo (2010) etika penelitian adalah suatu pedoaman etika yang berlaku untuk kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, yang diteliti, dan masyarakat yang akan memperoleh akibat hasil penelitian tersebut. Etika ini penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap responden serta sesuatu yang dhasilkan responden terhadap masyarakat.


Menurut Hidayat (2010) masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain :
1)      Inform Consent
Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden dengan memberikan lembar persetujuan untuk dilakukan penelitian. Tujuannya yaitu responden mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Apabila responden bersedia maka mereka menandatangani lembar persetujuan.
2)      Anominity ( Tanpa Nama)
Etika merupakan masalah etik dengan memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak menuliskan nama responden di lembar alat ukur.
3)      Kerahasiaan ( Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etik dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi dan masalah- masalah lainnya.
           





2 komentar: